Minggu, 16 Agustus 2009

Kewajaran Yang Nyata... Lesbian Info

Fenomena Lesbian TKW Indonesia di Hongkong

KETIKA SRI BERGANTI BENNY DAN SISWATI JADI AZIZ


Mengagetkan, menyedihkan, dan membuat kita mengelus dada. Tapi itulah kenyataan yang ada di depan mata. Rupanya sejak beberapa tahun ini, tak sedikit dati para TKW Indonesia di Hong Kong yang melakoni hidup sebagai lesbian. Mereka pun tak sungkan-sungkan memperlihatkan kemesraan di depan umum. Bahkan sudah ada yang bertunangan dan menikah, meski ada juga yang mengaku cuma mengikui tren "anak tomboi". Apa yang sesungguhnya terjadi?

"Cinta ini, kadang-kadang tak ada logika..." Itulah sepenggal lagu yang dibawakan Agnes Monica dan yang kini jadi "lagu kebangsaan" para lesbian asal Indonesia yang menjadi tenaga kerja di Hong Kong. "Memang, sih, kalau dipikir-pikir, enggak ada logikanya, ya, Mbak? Masak perempuan suka sama perempuan," celoteh seorang TKW samil terkikik geli.

Ia seperti menertawakan dirinya sendiri, karena hanya beberapa kejap yang lalu ia mengaku dirinya penyuka kaum sejenis. Setelah ngobrol sejenak, ia lalu kembali larut dalam gelak tawa di antara dentum musik yang terdengar riuh dari sebuah ruang karaoke mewah. Persisnya di lantai 8 sebuah gedung pencakar langit di Kota Hongkong. Dalam suasana temaram, puluhan TKW yang berbusana laiknya seorang pria itu itu berkumpul mengelilingi meja penuh hidangan dan dekorasi pesta.

Rupanya siang itu ada tiga TKW yang patungan merayakan ulang tahun. Cuma itu saja? Tentu tidak! Dua dara manis berambut panjang di pojok ruang, tampak duduk berdempetan dengan wajah bahagia. "Hari ini mereka tunangan,' kata salah satu tamu pesta. Hahm tunangan? ya, itulah upacara yang bakal dijalani Indah dan Nisa (bukan nama sebenarnya, Red). Sepasang cincin telah disiapkan, restu dari teman dan wali telah dikantongi. Mereka mantap mengikat janji setelah bertahun-tahun memadu kasih di perantauan. Sambil terus tersenyum dan bertukar pandangan mesra, mereka saling menyematkan cincin disusul tepuk riuh menggema. Acara salam-salamanan pun dimulai. Hari itu pula, mereka resmi jadi anggota komunitas lesbi yang mereka istilahkan "anak tomboi".

ANTARA TRAUMA DAN TREN

Pesta yang berlangsung di akhir pekan itu, hari libur para TKW, sejak beberapa tahun belakangan ini memang sudah menjadi pemandangan yang "lumrah". Bahkan tak sedikit di antara pasangan lesbian ini yang sudah naik pelaminan, berikrar menjadi suami-istri. kehadiran mereka pun dengan amat mudah bisa dilihat dengan atribut yang nyaris senada, yaitu rambut pendek, kaus gombrong, celana cargo, aksesoris kulit, ransel, dan piercing.

Di Taman Victoria, salah satu tempat berkumpulnya para TKW indonesia dan juga Filipina, para pasangan lesbi ini bergerombol dan tanpa sungkan mempertontonkan kemesraan mereka. Malah ada yang berciuman segala! Tentu saja sanak sauara di kampung halaman nan jauh di Indonesia, tak tahu-menahu kelakuan mereka. Kalaupun tahu, pasti mereka tak percaya.

Tapi memang begitulah yang terjadi. Fenomena yang membuat kita mengelus dada. Toh, para pelaku cinta sesama jenis ini seperti tak peduli akan pandangan negatif orang lain terhadap mereka. Dengar saja apa kata Chris (34), TKW asal Malang, Jawa Timur, "Habis, kami di sini kesepian. Selain itu, saya juga trauma disakiti pria. Di kampung, saya sudah kawin dan punya satu anak, tapi suami sering menyiksa lahir-batin. Dia suka memukul. Akhirnya saya kabur jadi TKW ke Taiwan lalu setelah dengar suami kawin lagi, saya jadi TKW di Hong Kong."

Chris yang mengaku bernama asli Yeni ini juga bertutur, selain alasan kesepian, trauma pada lelaki, "Ada juga yang sudah bawaannya lesbi. Tapi banyak pula yang cuma ikut-ikutan tren anak tomboi, eh, lama-lama jadi ketularan jadi lesbi betulan."

Bukannya Chris tak pernah mencoba memadu kasih dengan pria sejati. "Sempat, sih, pacaran sama orang Pakistan. Kan, di Hong Kong banyak orang Paki (istilah mereka untuk Pakistan, Red.) yang kerja di Hongkong. Tapi mereka cuma mau morotin. Bahkan ada yang sampai dihamili, dapat penyakit kelamin, lalu ditinggal. Susahnya, di sini laki-laki jarang. Jadi, mereka mudah sekali merayu TKW yang kesepian," lanjutnya.

Patah hati, Chris kerap curhat ke sesama TKW. Hingga suatu hari, ia bertemu seorang TKW sekampung yang merasa senasib. Chris lantas berpikir, daripada berhubungan dengan laki-laki tak benar, tak ada salahnya dengan perempuan. "Awalnya kami sembunyi-sembunyi. Ketemu juga cuma hari libur kayak gini. Dua tahun belakangan saya mengaku pada orangtua. Mereka jelas kaget. Tapi lama-lama mereka bisa terima. Saya berhubungan sesama jenis bukan karena seks. Kami merasa sama-sama disakiti. Kami cuma ingin hidup tenang. Buat masa depan, kami sudah punya rumah dan ladang di kampung."

Kalau Chris menyebut dirinya lesbian sejati, tak demikian dengan David (20) alias Ani, TKW asal Pasuruan (Jatim), yang telah dua tahun bekerja di Hong Kong. Sejak tahun silam, David memangkas habis rambutnya, selalu mengenakan kemeja dan celana gombrong, aksesoris pria, serta menggendong ransel. "Jadi lesbi atau tomboi itu, kan, lagi nge-tren. Makanya saya coba ikut-ikutan. Caranya, ya, berpenampilan kayak laki-laki dan ganti nama. Kalau pulang kampung, ya, rambut dipanjangkan lagi. Lagian di sini, kan, jarang sekali laki-laki. Banyak perempuan yang kesepian. Daripada bergaul dengan laki-laki enggak benar, mending dengan sesama perempuan, kan aman," ucap David yang mengaku sebetulnya tak suka berpacaran dengan sesama jenis.

Lantas bagaimana dengan reaksi majikan? "Mereka enggak masalah dengan penampilan kami asal kerjaan beres dan pulang tidak telat," katanya santai.

Benar kata Ani, eh, David, banyak rekannya yang sengaja mengubah penampilan menjadi mirip pria lalu mengganti nama agar terdengar lebih macho. Jadilah Tika berubah sebagai Chandra, Sri jadi Benny, Mita jadi Michael, Siswati jadi Aziz, dan sebagainya. "Yang penting, ikut tren," kata mereka enteng.

BUNUH DIRI DITINGGAL PASANGAN

Tak hanya sebatas pertunangan ala Indah dan Nisa, bahkan di kawasan Tai Po, pinggiran Hong Kong, para anak tomboi ini tak ragu-ragu menikah. "Ah, itu, sih, sudah sejak tahun 2005. Sudah banyak, kok, yang kawin. Ada penghulunya, Mbak," cerita salah satu dari mereka.

Padahal, banyak pelaku yang sudah memiliki suami, bahkan anak dan cucu, di kampung halaman. Jika tiba waktunya mudik, "Ya, pura-pura jadi perempuan biasa lagi. Pakai wig panjang dan bawa rok. Ya, macam-macam, deh," celetuk TKW tomboi bernama Dio (24) sambil asyik memetik gitar di salah satu sudut Taman Victoria.

Tak jarang kisah para penyuka sesama jenis ini ada yang berakhir tragis, sampai-sampai merenggut korban jiwa. Ceritanya, beberapa waktu lalu seorang TKW tewas setelah nekat terjun bebas dari flat majikannya. "Dia patah hati ditinggal pasangan lesbinya," cerita Dio. Bahkan, belum lama ini, Minggu (22/4), kejadian itu terulang kembali. Rara (22), TKW asal Kendal (Jateng) loncat dari jalan layang di pojok Taman Victoria gara-gara mendengar pasangan lesbinya selingkuh dengan orang Paki. "Kasihan Rara., selain ditinggal pacar, dia juga berantem sama majikannya."

Entah bagaimana perasaan orang tua Rara jika tahu penyebab sesungguhnya dari kematian putri mereka. Pastinya mereka berharap, seperti juga Rara dan mayoritas TKW di Hong Kong lainnya, bisa pulang ke tanah air dengan membawa banyak uang. Penghasilan sebagai TKW di sana memang lumayan besar untuk ukuran Indonesia, sekitar Rp 4 juta per bulan. Mungkin karena pegang uang banyak pula, mereka kadang "lupa diri". Bayangkan saja, untuk pesta di tempat karaoke seperti yang dilakukan Indah dan Nisa, mereka harus mengeluarkan uang setara Rp 3,5 juta. Tapi itulah pilihan mereka.

Ketika malam menjelang, rombongan TKW Indonesia mulai bersiap-siap pulang ke rumah majikan masing-masing. Esok hari mereka sudah harus kembali bekerja mulai dari beres-beres rumah majikan, memasak, hingga menjaga anak, kemudian idur di kamar sempit. Para pasangan "anak tomboi" pun semakin merapatkan gandengan seakan tak ingin berpisah. "Sampai minggu depan, ya, Sayang!" bisik si anak tomboi di telinga pasangannya. Di belakang mereka, serombongan anak tomboi lainnya bernyanyi dengan suara keras, "Cinta ini, kadang-kadang tak ada logika.."



Lesbian info : Created By Lesscom Team

Mayangsari Lesbian ??

Mayangsari Lesbi??? Ini Pengakuan Mantan Pasangan Lesbi Mayangsari

Waduh sial banget mayangsari, terus menerus dibombardir dengan isu miring. tapi kali ini bener2 bikin geger, seorang wanita yang mengaku mantan pasangan lesbinya buka suara. Na lo..apa lagi ini. baca dech beritanya:

Pengakuan Mantan Pasangan Lesbi Mayangsari

Menyusul predikat Mayangsari sebagai perebut suami orang, tiba-tiba seorang wanita muncul dan mengaku sebagai mantan kekasih sang pelantun lagu Harus Malam Ini.

Andi Kurniasih adalah nama si wanita yang berperawakan sedikit macho dan berambut cepak ini menuturkan secara blak-blakan kepada Tabloid Nova mengenai hubungannya dengan Mayangsari.

Andi mengaku mengenal Mayang di saat penyanyi kelahiran Purwokerto itu sedang merintis karier di Ibukota. Andi pun mengaku kenal dengan musisi Bartje Van Houten yang pertamakali memboyong Mayang ke Jakarta.

"Dengan istrinya Bartje, Titiek, saya juga kenal. Karena saya lah yang membiayai Mayang keluar masuk studio selama proses produksi album Gairah." Itu album pertama Mayang diluncurkan ke pasar tahun 1990 lalu. Waktu itu Mayang masih 19 tahun.

Ya, karena karena faktor keuangan Mayang bisa dekat dengan Andi. "Di cover kaset itu Mayang mengenakan jaket kulit warna hitam. Saya ingat benar, karena jaket kulit hitam itu pun saya yang memilihnya," lanjut Andi yang mengaku turut membiayai album kedua Mayang.

Kala itu Andi mengatakan hidupnya sedang jaya-jayanya. Ia punya bisnis lanscap (dekor taman) yang didukung oleh ayah dan ibunya yang juga pengusaha. Untuk mengongkosi albumnya Mayang, Andi mengaku sampai menjual koleksi berliannya. Andi mengaku melakukan semua itu karena cintanya terhadap Mayang.

Namanya juga cinta. Saya berkorban buat orang yang saya sangat sayangi. Saya sih, ikhlas-ikhlas saja. Sampai saat ini saya sudah mengiklaskan itu semua, berapa banyak berlian yang sudah terjual saya juga tidak pernah menghitungnya juga. Yang penting Mayang sekarang sudah menjadi penyanyi terkenal. Impiannya sudah terwujud. Hidup ‘lebih' dari berkecukupan, saya ikut senang," ujar Andi.

Hanya yang membuat Andi sedih, mengapa kebahagiaan Mayang itu dengan mengorbankan orang lain, seperti Halimah, istri pertama Bambang Trihatmodjo, dan anak-anaknya. "Mengapa kebiasaan dia bersenang-senang di atas penderitaan orang masih terus saja dilakukan. Seharusnya Mayang bisa kok, menjadi penyanyi sungguh-sungguh. Karena dia punya bakat dan kemampuan membuat lirik lagu dengan baik."


Masa lalu Mayangsari diungkap gamblang. Kata sang pacar, Andi, kala itu cinta mereka tumbuh subur. Mayang juga mencintai dirinya. "Seiring berjalannya waktu, hubungan kami yang semula sebagai teman menjadi lebih karena Mayang paham benar saya sangat sayang dan mencintainya. Sebaliknya Mayang pun demikian," papar Andi.

Hanya saja, ketika Mayang berpaling ke Dewa Budjana, Andi ditinggalkan begitu saja. Kenyataan itu sempat membuat Andi frustasi. "Bagaimana tidak, sekitar dua tahun kami menjalani hidup bersama di rumah saya. Meskipun keluargaku tak menyetujui, tapi itu sudah jadi pilihan saya. Mereka tidak bisa berkomentar apa-apa," ungkap Andi lagi.
Hubungannya dengan Mayang pun diketahui ibunda Mayang, Larasatun. Sebab, ketika ke Jakarta, Larasatun kerap datang ke rumah Andi dibilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Awal mula Mayang tinggal bersamanya, cerita Andi, ketika Mayang bertengkar dengan teman kosnya. "Lalu dia angkut semua barang-barangnya dan menetaplah di rumah saya," kata Andi. Mayang mulai menjauh darinya setelah ketahuan sering berhubungan dengan Bujana. Hingga sekarang pun Andi sulit berkomunikasi dengan Mayang.

"Saya pernah menghubungi saat Mayang masih menetap di Bintaro. Tapi dia tidak mau menerima dengan alasan lagi di kamar mandi atau sudah pergilah. Tidak apa-apa, itu hak Mayang. Tidak masalah. Hanya, kalau saya boleh berpesan, anak Mayang kan, perempuan, janganlah menyakiti kaum perempuan juga. Kasihan anak itu bila terkena karma ibunya," tutup Andi yang cukup lama membunuh rasa cintanya terhadap Mayang.
Bagaimana tanggapan Mayang terhadap pengakuan Andi ini? Lewat SMS-nya Mayang tak mau meladeni. Apa sih yang kalian cari dari HIDUP saya? Astaqfirullah hallazim....ALLAH MAHA TAHU & MAHA ADIL, begitu isi SMS Mayang. Lewat SMS lagi Mayang mengatakan, Abis gelap terbitlah terang...




Issue : Creted By Lesscom Team Creatif